Dear Mr. AD, ini berisikan keluh kesah hidup saya (yang disebabkan oleh anda).. Karena anda, saya tidak lagi menjadi diri saya sendiri, dan saya benci hal itu. Karena anda, saya mengenal lubang dalam yang merongsok tanpa dasar dengan kegelapan fana yang tak kunjung didatangi terang. Karena anda, saya meragukan semua hal yang ada di sekitar saya kalau tau ujungnya seperti ini, saya akan memohon kepada anda untuk tidak mengajak saya makan gudeg permata, dua tahun lalu itu. kalau tau anda akan membohongi saya berkali kali seperti ini, saya tidak akan memberikan hati saya barang seujung jari kepada anda. kalau tau anda ternyata tidak setransparan itu dengan saya, dari awal saya tidak akan mau membuka diri sama sekali. kalau tau saya akan begitu terpuruk, sebegini sedihnya sampai tidak terhitung lagi berapa banyak air mata yang menetes, hati yang hancur tercabik cabik dan bersahabat dengan isak pilu sesak itu, saya benar benar tidak mau mengenal anda....
mari sedikit mengutip quotes dari buku famous bersampul hijau itu.. kalau dipikir-pikir, ini dunia yang sibuk, atau batin saya yang sibuk? segala kemonotonan dunia yang dihadapkan kepada kita sejak lahir-sampai meninggal.. segala nikmat dunia yang sementara terpamer nyata di sekeliling kita dan membuat kita berambisi mencapainya... entah untuk menjadi miliuner, superstar, atau priyayi..semacam itulah.. ternyata semua itu membuat kita tergesa-gesa. untuk memperoleh hal yang entah bagaimana bisa memuaskan hati dalam waktu yang tidak lama. karena setelahnya akan berambisi mendapatkan hal yang lebih lagi--sifat dasar manusia, tamak. saya barusan dari pemakaman kerabat dekat. saat jenazah dimasukkan ke dalam liang lahat di bawah teriknya mentari bulan Maret ini.. dan dengan mata yang agak berkaca-kaca serta kabut kesedihan yang mengelilingi, saya termenung kemudian batin saya bergejolak bertanya-tanya kalau memang sejatinya setiap yang bernyawa akan berakhir seperti ini, lantas apa ...
im not special.. so why? adalah sebuah kisah seorang anak yang diekspektasikan untuk menjadi spesial - baik itu oleh orangtua, lingkungan sekolah, pertemanan.... dan pada akhirnya anak itu sendiri yang menuntut dirinya untuk menjadi spesial "n anti kamu les matematika ya, mama ngga mau kamu ngitung kembalian aja susah kaya orang itu" "anaknya tetangga kita si anu udah bisa masak, kamu kapan mau belajar masaknya?" "kamu udah bisa mainin piece apa aja pake biola?" "pertahanin rangking 1 mu ya. lebih susah mempertahankan daripada mendapatkan." dan kalimat kalimat 'penyemangat' lainnya. itu hanya beberapa dari sekian banyak kalimat yang sering kali diucapkan kepada anak itu. tanpa sadar kalimat tersebut memupuk rasa ambisi untuk menjadi yang terbaik. mungkin awalnya berhasil, anak tersebut menjadi pintar matematika, bisa masak, bisa main biola dan tetap menjadi ranking 1 di kelasnya. bagus sekali memang. namun ternyata semua itu bagai peda...
Aminnnnn, semoga aku juga bisa kesana, bayangin aja dulu wkwkwk
ReplyDeleteAAAMIIINNN.
Deleteseenggaknya dengan punya beberapa goals dalam hidup bikin kita lebih bersemangat hehehehe