Posts

when i look into your eyes

  when i looked into your eyes back before i once saw us slow dancing under the chandelier in our not-so-big but comfy house, romanticizing our great last years of living in this world, after had a tea time and we would be talking about our grandchild having a crush on their classmates at school when i looked into your eyes back before i once saw you and your passions  and your happiness  and your love when i look into your eyes now  i hope my love reach your heart and you could feel that.. i do love you my love.. sincerely, thoroughly and without any doubt but baby  i think this time is the best time for me to give up  unfortunately,   i no longer see the sparks that used to be there in your eyes i no longer see the excitement and your energy  only the blank space of our hearts was left  and the tears of our memories that overflowed  and the dreams of ours that has to be broken

I hope your favorite people never turn into stranger

Image
 I hope your favorite people never turn into stranger  Saya membaca kalimat itu beberapa waktu yang lalu di instagram.  Keheningan memasuki pikiran saya sesaat, lalu tiba tiba saja air mata ini menetes.  Semua memang tidak ada yang abadi,  teman, yang merupakan tempat bertukar cerita saya 3 tahun yang lalu, saat ini sudah sibuk dengan kegiatannya sendiri, ya walau masih beberapa kali mengeluarkan effort lebih untuk saling bertemu, tapi tetap saja tidak seperti dulu lagi. tidak ada lagi kedatangan yang tiba tiba untuk sekadar mengajak makan bersama, atau ketukan pintu untuk bercerita terkait sorakan karena bertemu mas crush..  pacar, yang dulunya memberikan perhatian sebegitu besarnya, sekarang sudah benar benar terasa asing. instagram menjadi teman dekatnya, lebih dekat daripada saya dengannya. bahkan beberapa kali saya meminta tolong sesuatu, dia memilih mengurusi kegiatannya sendiri dan berleha leha membuka instagram daripada mengurusi saya.  watching your fav people turn into strang

Gundah

Gundah Dibalik desiran angin yang berhembus pagi ini Disitu pula kegundahan kalbu ini bertahta Sudah seratus, seribu, sejuta kali diri bertanya pada kaca  Tidak juga berhembus jawab  Ke ujung dunia mana kaki ini mengarah pada pelarian ini Kegelapan yang tak kunjung didatangi lentera  Atau gurun yang tak berujung telaga Atau bahkan aku tak akan menginjak kemana mana  Kecuali berputar tanpa arah  Akankah tangan itu, tangan yang sama akan meraih diri ini Atau tangan itu pula yang menepis Bersamaan itu juga mimpi akan menjadi abadi. 

not special

 im not special.. so why? adalah sebuah kisah seorang anak yang diekspektasikan untuk menjadi spesial - baik itu oleh orangtua, lingkungan sekolah, pertemanan.... dan pada akhirnya anak itu sendiri yang menuntut dirinya untuk menjadi spesial "n anti kamu les matematika ya, mama ngga mau kamu ngitung kembalian aja susah kaya orang itu" "anaknya tetangga kita si anu udah bisa masak, kamu kapan mau belajar masaknya?" "kamu udah bisa mainin piece apa aja pake biola?" "pertahanin rangking 1 mu ya. lebih susah mempertahankan daripada mendapatkan." dan kalimat kalimat 'penyemangat' lainnya. itu hanya beberapa dari sekian banyak kalimat yang sering kali diucapkan kepada anak itu. tanpa sadar kalimat tersebut memupuk rasa ambisi untuk menjadi yang terbaik.  mungkin awalnya berhasil, anak tersebut menjadi pintar matematika, bisa masak, bisa main biola dan tetap menjadi ranking 1 di kelasnya. bagus sekali memang.  namun ternyata semua itu bagai peda

run

ingin rasanya lari dari segala kemonotonan ini.  ingin lari dari kesepian  dari kenyataan ingin hidup hidup bebas dan punya kuasa untuk memilih jalan apa yang akan diambil berlari di taman rumput yang luas tanpa gundah besok akan apa berlari di pinggir sungai tenang lalu duduk memejamkan mata tanpa pusing masa depan sekarang juga sebenarnya berlari dunia yang berlari entah kejar apa terus saja lari  dan lari

i'm (not) okay

Image
dengan kondisi saya sekarang yang seperti ini-yangtidakbisasayasebutkan-, saya tidak bisa ke psikiater untuk berkonsultasi banyak hal tentang kejiwaan saya.  saya merasa bahwa saya manusia ribet dan sulit dimengerti. saya terkadang menutup dan membatasi diri karena saya merasa tidak akan ada yang mengerti saya karena s aya pun juga tidak mengerti diri saya sendiri . saya orang aneh.  saya bisa merasa lemas tanpa tenaga lalu diam satu hari penuh dan malas bicara, di hari lainnya saya merasa sangat energik dan berbicara tanpa henti seolah tak kehabisan bahan untuk diomongkan. saya tidak punya waktu atau alasan khusus untuk melakukan hal tersebut.  tiba tiba saja... tiba tiba saja saya patah semangat, tiba tiba saja saya ingin menangis dan memikirkan untuk terjun dari atap rumah atau mendonorkan organ tubuh saya saat itu juga. dan besoknya saya bersemangat untuk hidup, terlalu bersemangat seolah saya akan mencari uang sebanyak banyaknya demi membeli rumah di beverly hills...   di beberapa

regrets

Image
  " In the end.. we only regret the chances we didn't take, the relationships we were afraid to have, and the decisions we waited too long to make." - Lewis Carroll,  pseudonym of Charles Lutwidge Dodgson, (born January 27, 1832, Daresbury, Cheshire, England—died January 14, 1898, Guildford, Surrey), English logician, mathematician, photographer, and novelist, especially remembered for Alice's Adventures in Wonderland (1865)