can i just..... die?

rasanya ingin mati saja.

___________________________________________________________________________________
mohon diingat kalau ini hanya curahan hati saya, saat saya merasa terpuruk..(bagian buruknya adalah saya merasa 'terpuruk' secara intermiten, dan tanpa terduga akhir-akhir ini frekuensi dan intensitas kejadiannya meningkat pesat..)

saya tidak akan bunuh diri... tentu saja... 

___________________________________________________________________________________

selama dua puluh tahun hidup sepertinya saya yang selalu menjadi seorang pengecut yang lari dari masalah. 

saya selalu lari selama ini, menghindar, dan terus melarikan diri dari segalanya. 

sampai pada suatu titik saya sadar. 

masalahnya ada di dalam diri saya. saya adalah masalah. 

dan karena sudah terbiasa melarikan diri, saya ratusan kali berpikir untuk lari, seperti dulu dulu. bukankan semuanya akan baik baik saja setelah saya melarikan diri?


ketika orang paling dekat dengan saya berkata bahwa tidak akan ada orang yang sanggup menghadapi saya, tidak akan ada orang yang akan tahan hidup dengan saya... disitulah saya semakin yakin untuk menyerah. 

bukan sekali dua kali saya berpikir bahwa sepertinya hidup di dunia ini memang tidak punya arti, tidak ada gunanya. 

kemudian saya menangis, lalu tertawa.....lalu menangis sambil tertawa. 

betapa lucunya hidup. 

saya merasa bersalah, sungguh. kepada semuanya. 

saya merasa bertanggungjawab terhadap semua kesialan yang dialami oleh semua orang yang bertemu saya. 

sepertinya saya memang tidak pantas untuk hidup di dunia ini. 


saya ingat dulu pada saat saya masih SD, saya pernah berdoa kepada tuhan untuk mencabut nyawa saya secepatnya. sekian tahun kemudian, sampai sekarang juga belum dikabulkan. 

saya jadi bingung dan bertanya-tanya apakah itu adalah anugerah atau bencana...

saat ada keluarga saya yang meninggal dunia, saya merutuki Tuhan kenapa tidak saya saja yang mendapat giliran duluan?

kalau boleh jujur, seringkali terpintas di benak saya untuk mengakhiri saja semuanya sendiri. 


toh kalaupun saya mati, paling hanya berapa pasang mata yang meneteskan air mata sebentar selama pemakaman. setelah itu, semuanya akan kembali normal, bahkan mungkin lebih membahagiakan dari sebelumnya, lebih membahagiakan dari saat saya masih ada. 

tidak akan ada lagi saya yang selalu membawa kesialan kepada mereka semua. 

tidak akan ada lagi air mata yang menetes karena saya.



saya sadar bahwa ini mungkin tulisan yang paling kekanakan yang saya publish di blog ini. 

mungkin ada beberapa jeda waktu dimana saya akan tertawa bila membacanya... kemudian akan datang lagi masa suram dan saya akan membenarkan setiap kalimat di postingan ini. 

di kehidupan sosial dimana saya berada sekarang, saya tidak mampu untuk berbicara kepada siapapun mengenai ini tanpa dihakimi oleh orang orang--- mungkin mereka yang mendengar akan mengocehi saya dengan nasehat keagamaan dan tetek bengeknya tanpa henti... 

saya juga belum mampu untuk mendatangi psikiater untuk membahas masalah ini..

jadi, maafkan saya bila blog ini menjadi kotor karena tulisan ini. 

bercerita disini satu satunya pilihan yang bisa saya ambil. 





Comments

Popular posts from this blog

when i look into your eyes

Gundah

I hope your favorite people never turn into stranger